Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2010

Pemilih Yang Ingkar Janji

Bukan hanya calon kepala daerah atau calon anggota legislatif yang bisa berjanji dan mengingkarinya, para pemilih pun bisa melakukannya. Dengan tangan terbuka, para pemilih menerima apapun pemberian dari para kandidat dan mengiyakan permintaannya untuk didukung dalam proses pemilihan. Namun, ketika di bilik suara, hanya mereka yang tahu kemana suara harus diarahkan, tanpa terbebani dengan anggukan tanda setuju yang pernah diberikan kepada para kandidat yang memberikan uang atau apapun kepadanya. Dalam masyarakat pemilih yang ramah terhadap siapapun kandidat yang berkampanye, beragam bantuan materi yang diberikan kandidat adalah hadiah yang tidak elok jika ditolak secara lugas. Maka jalan yang paling sopan adalah dengan menerima bantuan tersebut dan mengangguk atas permintaan dukungan pada sang pemberi. Dalam konteks ini, pengingkaran janji tidak dipandang sebagai pencederaan nilai moral sebab pada dasarnya mereka tak benar-benar sadar memberikan janji pada para pemberi, kecuali sekedar

Karir Kita Tanggung Jawab Kita

Jangan merasa gundah dengan pemeo lama yang masih awet dikenal hingga sekarang bahwasannya karir dalam birokrasi pemerintahan ditentukan oleh faktor like and dislike, backing, serta perkronian. Marilah kita berfokus pada hal-hal yang akan meningkatkan nilai kita di masa depan serta akan menjadikan orang yakin bahwa kita layak sejajar dengan para pimpinan. Angkatlah diri kita pada tingkatan profesionalitas paling tinggi yang akan membuat para atasan atau pimpinan kita tidak memiliki alasan menolak kita naik ke level yang lebih tinggi. Jika dengan kualifikasi tersebut kita tidak juga diangkat, percayalah,kita tidak akan kehilangan kehormatan serta respek dari orang-orang di sekitar kita. Yakinlah, kita tidak akan kehilangan apapun. Jangan sibukkan pikiran kita dengan praduga yang hanya akan mengerdilkan jiwa. Jadilah pribadi yang disukai dan diperhitungkan orang. Tetaplah menjadi pribadi emas, sebab.... Emas akan tetap berharga dimanapun ia berada. Dan, hampir tidak ada orang yang tidak

Pria di Pantai Klara

Minggu, 7 Februari, di Pantai Klara (Kelapa Rapat), Kabupaten Pesawaran. Presiden SBY baru saja menutup kata sambutan di acara Bakti Sosial Korps Marinir Piabung. Ia berbalik hendak meninjau tenda-tenda pelayanan kesehatan. Namun, niat itu urung dilakukan ketika seseorang berteriak memanggilnya dan menerobos lapisan pengamanan presiden. Tentu saja pria yang berteriak tadi tak bisa menyentuh SBY, yang dikelilingi paspampres dan dengan sigap menyergap pria tersebut. Namun kegaduhan hanya sekitar tiga detik saja. SBY berbalik meladeni pria itu yang katanya ingin menyampaikan sesuatu secara langsung kepadanya. Pria itu mencium tangan SBY dan secara lugas menyampaikan keluhan tentang pembangunan madrasah yang tak kunjung selesai. Sebuah map lusuh dipegang pria itu dengan erat. SBY memberi isyarat pada ajudannya yang dengan cekatan segera mengambil proposal dalam map tersebut. Kejadian itu berlangsung singkat. Tapi menjadi bagian yang paling gampang diingat dibanding agenda SBY lainnya yang