Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2008

Di Sebuah Sungai Pegunungan

Lama kita benamkan kaki-kaki kita Di sungai yang masih segar ini Tak ada bekas plastik sabun, snack, atau botol Yang sering kita temukan di sungai dekat rumah kita Lihat warnanya, bening Cium baunya, khas pegunungan Selalu membuat kita lupa pulang Dan bila ku mengajakmu pulang Selalu kau berkata: Aku akan tinggal di sini, suatu masa ( Bandar Lampung, 30 Agustus 2004)

Tafakkur

Adakah yang lebih menakutkan selain dirajam sunyi? Jiwa-jiwa terkungkung di lorong kehidupan Sendiri Saat orang berpesta di tepi nirwana bumi Aku gagal memaknai sepi Hanya mimpi yang hinggap lalu pergi Selalu tak pernah menderam Gantungkan anganmu di ujung nisan ini Mari dengar nyanyian para bidadari Atau tarian si pemegang cemeti Duduklah Kita hirup sedikit wangi kematian yang amat dirindu moyangmu dahulu Pada pertempuran Badar, uhud, atau khaibar (Bandar Lampung, 1 Februari 2004 usai Idul Adha)

CERPEN: OBROLAN DI ATAS BUS

Bus yang kutumpangi merayap perlahan keluar Bakauheni tepat jam 22.15. Kursi penumpang terisi penuh. Aku duduk di belakang. Di sampingku seorang bapak dan seorang gadis muda. Dari gerak-gerik dan penampilan, jelas keduanya terbiasa melakukan perjalanan jauh. “Turun di Rajabasa, mas?” bapak itu bertanya. “Ya.” Jawabku singkat. “Kalo Mbak?” “Rajabasa juga” “Wah, hati-hati!kalau malam kayak gini Rajabasa menyeramkan. Banyak preman. Mbak sendirian?” Gadis itu hanya mengangguk. “Apalagi sendirian. Saya saja yang tinggal di Bandar Lampung nggak berani masuk Rajabasa malam-malam. Darah bisa abis diisep preman.” “Ya namanya juga terminal, Pak. Agak aneh kalau nggak ada preman di tempat seperti itu.” Seorang lelaki perlente yang duduk didepanku berkomentar. “Wah, kalau disini lain, Mas. Situ belum pernah ke Lampung ya? Baru kali ini? Preman disini megang penuh Rajabasa. Makanya ngeri.” “Coba saya tebak. Pasti sering ada pencopetan, penjambretan, para calo yang maksa-maksa,

Heksos Yang Bukan Permen

Saya menemukan kata Heksos didalam tafsir Almishbah karya M. Quraish Shihab. Kata itu mengingatkan saya pada permen Hexos (dibaca: Heksos), permen yang didalam iklan-iklannya mencitrakan diri sebagai permen pelega tenggorokan. Apakah pemilik permen itu memang mengadopsi nama Heksos untuk permen mereka? Saya belum tahu. Kata Heksos saya temukan dalam tafsir Almishbah pada bagian yang menerangkan surat Al-qashash (28) ayat 3-4. Ayat ini adalah permulaan cerita Musa dan Fir’aun. M Quraish Shihab lalu mengupas tentang beberapa informasi soal eksistensi Fir’aun dan Negara Mesir. Heksos adalah salah satu yang diceritakan. Dalam tafsir itu diterangkan bahwa Heksos memerintah Mesir antara 1650 sampai dengan 1560 SM, sebelum dikalahkan oleh Ahmus, pendiri dinasti XVIII. Di masa pemerintahan Heksos inilah Nabi Yusuf menjabat sebagai Kepala Badan Logistik. Saya belum tahu apakah Heksos ini gelar bagi penguasa waktu itu atau nama seseorang. Pasalnya, di tafsir ini disebutkan bahwa nama pengua