Saya menemukan kata Heksos didalam tafsir Almishbah karya M. Quraish Shihab. Kata itu mengingatkan saya pada permen Hexos (dibaca: Heksos), permen yang didalam iklan-iklannya mencitrakan diri sebagai permen pelega tenggorokan. Apakah pemilik permen itu memang mengadopsi nama Heksos untuk permen mereka? Saya belum tahu.
Kata Heksos saya temukan dalam tafsir Almishbah pada bagian yang menerangkan
Di masa pemerintahan Heksos inilah Nabi Yusuf menjabat sebagai Kepala Badan Logistik. Saya belum tahu apakah Heksos ini gelar bagi penguasa waktu itu atau nama seseorang. Pasalnya, di tafsir ini disebutkan bahwa nama penguasa Mesir pada saat Nabi Yusuf a.s menjabat Kepala Badan Logistik itu ialah Abufeis atau Abibi sekitar 1739 SM. Dugaan saya, Heksos itu nama orang yang kemudian menjadi nama sebuah dinasti.
Sebutan Fir’aun sendiri baru digunakan setelah kekuasaan Heksos dikalahkan. Penguasa Mesir pada masa Nabi Yusuf a.s tidak dinamai oleh Al-Qur’an dengan sebutan Fir’aun tetapi malik/raja. Selain untuk mengesankan bahwa ia memimpin masyarakat dengan baik, juga karena memang gelar Fir’aun belum digunakan pada masa itu.
Sementara ulama berpendapat bahwa Fir’aun yang memelihara Musa adalah Ramses II (al-Akbar), penguasa dinasti yang paling popular. Ia bernama Marenptah atau Maneptah. Sedangkan yang dihadapi Musa setelah ia diangkat menjadi Nabi dan Rasul adalah putra Ramses II itu, yang naik tahta setelah ayahnya meninggal pada pertengahan abad XV SM. Agaknya putra Ramses II diasuh bersama Musa oleh Ramses II. Ibn ‘Asyur mengemukakan bahwa Nabi Musa a.s tinggal di tengah keluarga Fir’aun selama empat puluh tahun.
Demikian tulisan ini, sekedar menambah wawasan.
Comments
Post a Comment