Sudah pindah kantor? Kantornya sudah jadikah? Tanya seorang
teman via telpon. Dia sudah menempati kantor barunya, milik pemerintah, bukan
lagi sewa. Yang ia tanyakan pada saya juga hal yang sama, apakah instansi
tempat saya bekerja masih sewa tempat atau sudah membuat kantor baru.
Saya jawab: kantornya sudah ada, sudah jadi. Tapi, belum bisa
dipastikan kapan saya menempati kantor tersebut. Mungkin 10 atau 15 tahun lagi.
Ia agak bingung. Yang saya maksud adalah bisa kantor Menteri Dalam Negeri atau
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, bukan kantor dinas di kabupaten tempat
saya bekerja. Ia hanya tertawa.
Sebetulnya itu jawaban spontan, sebuah candaan yang tiba-tiba
saja hadir dalam fikiran saya. Beberapa hari setelahnya, saya berfikir,
bagaimana jika hal itu jadi kenyataan?. Dulu, pertama kali menjadi mahasiswa,
saya sempat berimajinasi. Saya membayangkan mengunjungi teman-teman dekat saya
yang kuliah tersebar di berbagai perguruan tinggi di Jawa. Saya menemui mereka
dan mengatakan bahwa saya sedang ada urusan dengan lembaga kemahasiswaan di
kampus mereka.
Beberapa tahun kemudian, imajinasi tersebut terealisasi meski
dalam versi lebih sederhana: saya menyambangi beberapa kampus perguruan tinggi
di Jawa untuk urusan lembaga kemahasiswaan, meski tak satupun bertemu
teman-teman dekat saya karena kehilangan kontak. Mungkin sebagian mereka sudah
lulus kuliah.
Kembali ke candaan soal kantor baru, saya mulai menerawang, apakah
mungkin hal itu terjadi, meski mungkin dalam versinya yang sederhana? Wallohu a’lam.
Namun, berkaca pada imajinasi saya semasa mahasiswa, saya berjanji tidak akan
menganggap remeh setiap impian yang muncul.
Comments
Post a Comment